Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2015

Kenangan PB 3

Gambar
Yang datang pasti akan pergi. Yang hidup pasti akan mati. Dimana ada pertemuan pasti ada perpisahan. Udah 3x sih resign dan pisah sama rekan-rekan kerja. Tapi you know,ini yang sangat menyakitkan. Pisah sama temen2 biasa. Tapi pisah sama anak2? Wowh gw ga pernah2nya nangis gitu2 amat. Kemaren pecah!! Nangis tersedu sedan. Wafiq. Anak putri ini anak yang pendiem di kelas, hemat bicara, cenderung kalem, sederhana, kalo makan seringnya ditutupin setengah. Tapi bukan berarti ga ceria. Dia seneng main. Kalo mentok ga bisa mtk,dia akan maju ke mejaku dan nanya. Wafiq yang pendiam. Bener2 surprise ketika suatu hari ada anak laki yang nangis karena ga sengaja kena lempar bola dari Wafiq. Dia ga sengalem yg lainnya. Kalau yg putri2 itu kan senengannya cerita dan narik2 aku atau minimal rebutan duduk sampingku. Dia biasa aja. Jadi ga nyangka ketika kemarin Ibunya bilang kalo Wafiq sempat minta uang extra yg mw ditabungin utk bayar gajiku supaya aku ga pindah. Whaaaatttttt?? Wafiq loh. Kalo...

Pemberhentian sebuah titik 15 Feb 2015

Kepada sebuah titik yang telah berlalu Hingga entah berapa banyak titik yang terekam Dan titik itu hanya tertuju pada satu Namun kini tak akan pernah ada titik lagi Biarkan ia benar pada ketentuannya Biarkan ia benar sebagaimana mestinya Rasanya munafik jika tak ada airmata Entah bukti kecewa atau nestapa Bahkan mengejawantahkannya saja aku tak bisa Maka semua berakhir Benar-benar berakhir seperti yang pernah terkhayalkan Dan begini memang kenyataannya Aku bukan tak ikhlas Aku hanya belum sanggup Menyaksikan titik yang tak akan kuukir lagi Karena ia telah berhenti di tempatnya Berhenti Berakhir Dan aku yang tertinggal Kan hadapi bentuk lain yang lebih indah dari sekedar titik