Kepadamu yang Allah Titipkan Untukku

Hai laki-laki yang lebih dari 3 tahun lalu kupandangi baju merah marunnya! Terima kasih telah hadir dalam hidupku, haha! Tentu kuucap syukur kepada Allah yang telah menyuruhmu untuk akhirnya mendampingiku.

Kuingat dulu menjelang pernikahan, aku takut sekali. Takut jika pernikahan ini tak jadi. Kata orang, banyak sekali godaan dan halangan sebelum nikah. Misalnya mantan yang tiba-tiba kembali, orang tua yang tiba-tiba menentang, calonnya kecelakaan dan lain-lain. Alhamdulillah mantan nggak punya, gebetan udah pada nikah, nggak tahu deh kalo dari sisi sana punya mantan atau gebetan yang masih available apa nggak. Terus, orang tua Alhamdulillah support terus. Nah apa lagi nih? Duhhh Gusti, jangan deh kalo kecelakaan. Udah syukur-syukur akhirnya ada yang mau, lah masa’ diambil duluan sih? Haha!

Tiga tahun berlalu, dengan segala suka dukanya. Dengan segala senyum tangisnya. Dengan segala kesebelan dan keceriaannya. Juga dengan pertumbuhan yang kita alami bersama. Tumbuh gendut bersama maksudnya! Haha!

Meskipun di tahun ini kita masih berdua, belum bertiga atau berempat, tapi yahhh nikmati saja, meski sebenarnya dalam hati ini seperti ada ruang yang hampa. Tangis dan tawa bayi belum mewarnai rumah kita. Kadang aku bertanya-tanya dalam hati, Ya Allah berapa lama lagi kami harus menanti? Apakah kelak akan Kau beri atau selamanya kami hanya berdua? Ya Allah sedih amat ya!

Tapi ya sudah, disyukuri saja apa yang sudah ada hari ini, tanpa perlu mengkhawatirkan apa yang belum ada. Mungkin memang kita belum pantas. Mungkin karena diri ini masih suka marah-marah dan emosi nggak stabil. Gimana nanti kalo anaknya malah dimarah-marahin mulu? Jadi ya, harus terus berusaha memantaskan diri lagi! Atau mungkin Allah masih menyiapkan yang terrrrrrrbaik buat kita. Positif thinking aja! Ibarat bikin lapis legit, perlu waktu yang lebihhhh lama daripada bikin dadar gulung. Hasil nggak pernah mengkhianati usaha kan?

So, kita tunggu saja!

Anyway, terima kasih telah mendampingiku ya! Belajar memahamiku. Belajar bersabar dan mengalah sama aku. Maaf, karena belum jadi istri yang sempurna. Belum bisa masak rendang. Belum bisa bikin kue tart. Tapi Alhamdulillah kamu nggak ribet pengen ini itu hehe!

Finally, mari kita lanjutkan hidup ini bersama hingga surga. Aku senang akhir-akhir ini kamu lebih aktif dengan kegiatan masjid. Aku berharap selanjutnya kamu bisa lebih awal berangkat ke masjid, lebih rajin ngaji, lebih rajin puasa juga hehe!

Uhibbuka fillah!

Jakarta, 9/12/2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SPANDA 2000-2003

Perjalanan Mengasihi