Analogi Kapal

Saya adalah seseorang yg berdiri di suatu dermaga. Di kejauhan sana ada sebuah kapal yg sebenernya biasa aja, ga lebih mewah dari Titanic ataupun ga seaneh Flying Dutchman. Saya menatap kapal yg tengah berlayar itu dan berusaha memanggilnya hingga dy melihat bahwa ada yg menatapnya dari dermaga itu. Keputusan utk kembali ke dermaga utk nyamperin saya atau mengajak saya berlayar atau tidak,itu adalah mutlak keputusan kapal. Saya ga bisa berenang utk menjangkau kapal itu. Saya ga mungkin maksa utk ikut berlayar. Saya pun ga mw menumpang kapal lain supaya saya bisa ikut sama kapal itu (wdeww sakit amat kalo kayak gitu,Afgan-Sadis). So,saya hanya berdiri menatap dan memanggil aja. Saya pun ga tw sapa aja yg ada di dalam kapal itu selain sang nahkoda. Saya pun ga tw kemana tepatnya tujuan kapal itu. Saya pun ga tw seberapa lama saya akan tetap di tempat saya. Jika suatu hari ternyata pelayaran kapal itu sudah terlalu jauh dan menghilang dari pandangan saya,saya akan tetap berharap segala kebaikan utk kapal itu, agar dy selalu tegar menghadapi ombak dan tak karam dihantam badai,hingga suatu hari saya akan mendapat kabar bahwa kapal itu selamat sampai tujuan dan berbahagia di tempatnya berlabuh. Ketika saat itu tiba,mungkin saya ga di dermaga itu lagi. Mungkin ada kapal lain yg mengajak saya mengarungi laut lain, dg arah yg tentunya berbeda dg kapal itu. And I’ll live my life happily and I hope the ship will be happy too..

dedicated to : ma cramoisi

Komentar

  1. mirip ceita cerpen yg pernah gue baca, mirip judul puisi gue juga
    haa

    BalasHapus
  2. berarti banyak yg ngerasa begitu..hehee

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SPANDA 2000-2003

Kepadamu yang Allah Titipkan Untukku

Perjalanan Mengasihi